Dalam kehidupan itu sangat menyulitkan, hidup tidak berjalan sesuai keinginan karna itu, tidak asing jikalau melakukan sesuatu diragukan dengan rasa takut. Coba, para pembaca bayangin di balik sebuah pintu, ada ketakutan yang menghantui, ketakutan di masa lalu, yang diragukan, dibanding-bandingkan, dipandang sebelah mata, di remehkan dan semua komentar tersebut, sangat berdampak pada diri kamu, ke pola pikir kamu dan cara pandang terhadap diri kamu. “ Saat pentas berlangsung, seorang wanita menyukai lagunya, tetapi wanita tersebut tidak bisa bernyanyi di depan orang banyak waktu dia gugup dia merasa mual dan suaranya mulai tidak bagus, dia dikucilkan karena tuli nada sejak saat itu dia jadi khawatir dia takut bernyanyi, dia tidak bisa menari tetapi orangtuanya memaksa. Itu memalukan, saat dia sudah berusaha sekuat tenaga, sama sekali tidak ada yang mengahargai. Oleh karena itu, wanita tersebut menyerah untuk mencoba” Karena trauma atau kepahitan, yang membuat
Akhir-akhir ini, banyak bangat di media, membahas mengenai karakteristik seorang yang memiliki mental illness, tapi sebelumnya, di artikel ini, saya bukan bermaksud untuk mengajak pembaca self diagnosis, akan tetapi saya ingin mengajak para pembaca saya, agar bisa terbuka dengan diri sendiri, bahwasannya kondisi psikologis kamu itu sedang tidak baik-baik saja, dengan cara nantinya saya memaparkan mengenai karakteristik seorang mental illness, para pembaca saya, bisa mnegetahui psikologis dan sesegera mungkin pergi ke professional. Dalam pedoman diagnostic dari PPDJ-III, pedoman diagnostic disusun berdasarkan atas jumlah dan keseimbangan gejala-gejala yang biasanya ditemukan pada kebanyakan kasus untuk dapat menegakkan suatu diagnosis pasti. Pedomana ini disusun desemikian rupa agar luwes dalam penggunaan untuk menetapkan diagnosis dalam klinik, misalnya pada pencantuman lamanya gejala, ini dimaksudkan sebagai suatu petunjuk umum dan bukan dari pernyaratan yang ketat da